Aku melihat kematian begitu indah
bulat pucat purnama di langit yang gelap
memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
lembut mengalir bening, membelai batu gamping wana krem yang berserak di dasarnya
menciptakan riam riam kecil
membuat laju sepotong daun kering yang hanyut terguncang dan tertahan-tahan.
lalu dengan sayap putih lembutnya, mengepak embun dan terbang ringan melayang hampa
Di tengah gurun tandus dia berkelana menunjukan jalan pada setiap langkah pengelana yang tersesat
gurun yang hanya menyisakan udara panas dan angin kuat berdebu
yang menjelmakan hasrat liar dengan dominasi pada hidup
Bahkan hingga hari ini aku masih melihat kematian begitu indah
tanpa harus ada darah yang tumpah dari nadi yang terkoyak
tanpa harus ada tubuh yang tergantung kaku di atas kusen berdebu
Kematian melayang perlahan dan hinggap di lubuk kalbu yang mulai enggan untuk berdetak secara teratur
hanya tubuh yang diam terbaring tenang
seperti tidur panjang yang nyenyak dengan mimpi indah tiada akhir
Dan kini keindahan itu memeluk ku
menyergap lembut dari belakang dan mendekap ku erat penuh hangat
seperti kekasih yang menumpahkan segala rasa rindu
ada tangisan dan kecupan rasa suka
Lalu kematian memasangkan kedua sayap mungilnya di pundak ku
memberikan kepada ku mahkota bercahaya
lingkaran bersinar yang melayang tepat di atas kepalaku
Aku seperti Dewa Matahari
seperti Dewa Matahari badan ku melayang ringan dan bercahaya penuh kharisma
memendar dalam dingin dan udara yang tak berasa apa apa
Aku melihat kematian sebagai serpihan dari PUZZLE
yang harus di rangkai satu persatu
untuk mendapatkan sebuah rupa yang utuh dan sempurna
Kematian maksimal
Kebebasan sejati
Dari rasa sakit
bulat pucat purnama di langit yang gelap
memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
lembut mengalir bening, membelai batu gamping wana krem yang berserak di dasarnya
menciptakan riam riam kecil
membuat laju sepotong daun kering yang hanyut terguncang dan tertahan-tahan.
lalu dengan sayap putih lembutnya, mengepak embun dan terbang ringan melayang hampa
Di tengah gurun tandus dia berkelana menunjukan jalan pada setiap langkah pengelana yang tersesat
gurun yang hanya menyisakan udara panas dan angin kuat berdebu
yang menjelmakan hasrat liar dengan dominasi pada hidup
Bahkan hingga hari ini aku masih melihat kematian begitu indah
tanpa harus ada darah yang tumpah dari nadi yang terkoyak
tanpa harus ada tubuh yang tergantung kaku di atas kusen berdebu
Kematian melayang perlahan dan hinggap di lubuk kalbu yang mulai enggan untuk berdetak secara teratur
hanya tubuh yang diam terbaring tenang
seperti tidur panjang yang nyenyak dengan mimpi indah tiada akhir
Dan kini keindahan itu memeluk ku
menyergap lembut dari belakang dan mendekap ku erat penuh hangat
seperti kekasih yang menumpahkan segala rasa rindu
ada tangisan dan kecupan rasa suka
Lalu kematian memasangkan kedua sayap mungilnya di pundak ku
memberikan kepada ku mahkota bercahaya
lingkaran bersinar yang melayang tepat di atas kepalaku
Aku seperti Dewa Matahari
seperti Dewa Matahari badan ku melayang ringan dan bercahaya penuh kharisma
memendar dalam dingin dan udara yang tak berasa apa apa
Aku melihat kematian sebagai serpihan dari PUZZLE
yang harus di rangkai satu persatu
untuk mendapatkan sebuah rupa yang utuh dan sempurna
Kematian maksimal
Kebebasan sejati
Dari rasa sakit